Maulidan di Kampung Halaman

Sumber gambar diakses dari odinsbung.blogspot.com

Tradisi bulan maulid (maulidan) di Indonesia memang sangat beragam. Di Jawa Timur dimana kampung halamanku berada, maulidan selalu berlangsung meriah. Saat bulan maulud, Masjid dan Mushollah akan berhias diri dengan beberapa pernak-pernik yang telah didekorasi oleh panitia. Anak – anak pun akan antusias berbondong – bondong ke Masjid atau Mushollah untuk acara maulidan. Disini akan ada banyak acara yang di selenggarakan, dari pembacaan ayat suci Al-Qur’an, Diba dan shalawatan, ceramah serta bagi kue.

Keranjang Maulid
Dari sekian banyak acara, ada satu acara yang selalu dinanti dan ditunggu-tunggu oleh anak-anak yaitu acara bagi dan tukar kue. Memang saat acara maulidan setiap orang yang datang ke Masjid atau Mushollah akan membawa kue yang diletakkan dalam keranjang. Keranjang yang digunakan dalam maulidan ini sangat khas. Keranjang ini terbuat dari anyaman bambu yang dihiasi dengan hiasan kertas warna-warni. Namun sekarang sepertinya lambat laun keranjang ini tak digunakan dan mulai menghilang. Sayang sekali, padahal keranjang ini adalah khas dari maulidan yang sudah ada sejak dahulu kala.

Tradisi Tukar Kue
Tradisi tukar kue juga merupakan hal yang khas dari maulidan ditempat kami. Anak-anak selalu antusias menunggu momen ini, karena ia tak sabar dan ingin segera tahu kue apa yang ia dapat setelah acara bagi kue tersebut. Mereka tidak ada yang tahu akan dapat kue apa, karena yang bertugas menukar kue adalah ibu-ibu yang ada di belakang layar. Bagi kue ini biasanya diadakan diakhir acara. Setelah kue dibagi, anak-anak akan membawa keranjang maulid keluar mushollah yang didalamnya terdapat kue yang berbeda dari yang dibawa sebelumnya. Biasanya anak-anak diluar masjid ini akan saling bertanya kue apa yang didapat. Setelah makan beberapa kuenya, biasanya anak-anak akan melanjutkan dengan bermain petak umpet atau permainan lain yang sedang musim saat itu.

Nusantara, 9 Januari 2015