Sumber Gambar : google.com |
Joki 3 in 1 memang salah satu profesi unik yang hanya ada di ibu kota DKI Jakarta. Profesi ini tidak membutuhkan keahlian apapun dan hampir tak ada modal apapun, mungkin payung saja yang perlu siapkan, berjaga jika turun hujan. Jika anda berminat dengan profesi ini, anda hanya cukup membawa diri anda di pinggir jalan. Dengan teknik melambaikan tangan, anda tinggal berharap dan berdo’a saja ada mobil yang menghampiri anda. Jika ada mobil yang memang tiba menghampiri anda, tugas anda hanya duduk diam saja di dalam mobil hingga sang pengendara membawa anda melewati kawasan 3 in 1. Uang beberapa puluh ribu rupiah bisa anda peroleh dalam sekali jasa tumpangan ini.
Ada banyak efek yang disebabkan dari keberadaan para joki ini. Mungkin bagi pengendara yang membutuhkan jasa ini, para joki sangat berguna. Namun, bagi para pengguna jalan yang lain yang memang sudah taat aturan, para joki bisa membuat jengkel, karena menambah parah kemacetan. Kawasan 3 in 1 yang sejatinya bertujuan untuk mengurangi kemacetan kini dinilai pemprov DKI sudah tidak lagi efektif, karena para joki yang tidak bisa dikendalikan ini justru menyebabkan kemacetan menjadi lebih parah. Sekarang malah ada wacana kalau pemprov DKI Jakarta akan menghapus aturan 3 in 1. Pertanyaannya adalah akankah hal ini benar – benar akan di ketok palu oleh Bapak Jokowi? Akankah kawasan 3 in 1 akan jadi kenangan dan sejarah? Akankah 3 in 1 kelak akan menjadi dongeng bagi anak cucu kita dimasa depan?
Menurut penulis, keberadaan joki 3 in 1 tak bisa dijadikan kambing hitam atas kemacetan dan wacana penghapusan 3 in 1 ini. Kita harus mencari sampai permasalahan sampai ke akar – akarnya. Apa yang menyebabkan mereka (para joki) ini menjalankan profesi ini? Apakah mereka sungguh – sungguh berniat dari awal menjalankan pekerjaan ini ataukah mereka memang sudah benar – benar tak punya pilihan lain selain mengandalkan profesi jasa tumpangan ini. Kalau jawaban kedua yang terjadi, ini berarti malapetaka untuk kita semua. Indonesia sudah diambang kehancuran. Rakyatnya telah sedemikian rupa tak berdaya hingga apapun dilakukan hanya untuk bisa bertahan hidup. Lihatlah lebih kedalam kawan. Tak semua yang nampak dari mata ini adalah realita yang sesungguhnya. Joki dan kebijakan penghapusan 3 in 1 adalah realita masyarakat Jakarta dan Indonesia untuk lebih memahami kehidupan. Semua harus berbenah, semua harus melalukan refleksi, sebelum atau sesudah 3 in 1 menjadi dongeng sejarah dimasa yang akan datang.
Rawa Belong, 1 Maret 2014
0 komentar:
Post a Comment