Bagi saya kelas sosial 21 memang bukanlah kelas biasa, ibarat tempat bioskop mereka adalah twenty one cinema. Why? Because seperti cinema 21 yang istimewa, mereka salah satu yang istimewa juga buat saya. Bak film – film yang beragam di cinema 21, dari kisah drama cinta, action perang, komedi jayus dan kisah persahabatan dan religi semua ada dikelas tersebut.
Jujur harus saya akui bahwa dari sekian kelas yang saya ajar, kelas ini adalah salah satu kelas yang membuat saya paling bersemangat mengajar. Anehnya saya nggak bisa menjelaskan alasan mengapa saya begitu bersemangatnya mengajar dikelas tersebut. Yang penting saya harus kelihatan sempurna saat mengajar disana, itu saja yang terbersit dibenak saya saat akan masuk kelas itu. Aneh memang, jika beberapa pengajar mengeluhkan tentang kondisi kelas yang kurang kondusif, maka saya semakin menikmati kondisi kelas tersebut.
Inilah beberapa sosok penghuni kelas 21 tersebut :
Hena Nurlinasari (Henay)
Dengan lantunannya yang begitu khas, cempreng bercampur bacot, dia adalah sosok ibu – ibu yang membutuhkan pasangan hidup yang super sabar. Sudah sejak lama saya mengingatkan itu pada Hena. Ngomong-ngomong kasihan juga nanti suaminya ya, di ceramahin terus. Hehehe… Btw, dibalik kecemprengannya dan kebacotannya, saya tahu bahwa dia memiliki keinginan dan cita- cita yang besar untuk sukses PTN. Sayang, beberapa pihak tak melihatnya. Bagi saya keinginan, kemauan dan cita-cita adalah yang paling utama dibanding apapun itu. Dia juga yang selalu memancing saya untuk bercerita tentang kehidupan asmara saya. Dan akhirnya terbongkarlah hal itu. Dan perlu diketahui bahwa dari klien-klien yang lain, merekalah pihak yang pertama kali tahu kehidupan asmara saya. Bagus lah klo begitu….
Intan Puspitasari (Intan)
Sebenarnya saya pernah bercerita tentang dirinya ditulisan sebelumnya. Teman – teman bisa melihat tulisan saya yang berjudul “belajar dari Klien”. Yang pasti dia adalah sosok yang paling serius belajar (menurut ane) dikelas. “He..he..he… tunggu kak..diem dulu, itu jawabnya adalah.…..” tukasnya. Itulah yang sering saya dengar darinya ketika saya mengajukan sebuah pertanyaan kepada kelas, selalu dia yang paling pertamax ingin menjawabnya.
Dengan suara yang sangat khas (serak –s erak basah), dia sangat terlihat lembut untuk seorang perempuan. Di awal-awal pertemuan, saya malah berpikir suaranya sedang ada masalah, mungkin karena habis konser atau memang sedang sakit tenggorokan. Tapi ternyata itu suara yang asli. Hebat nian….
Nadira Namiralita (Nadira)
Inilah sosok yang paling imut, lucu dan unyu banget dimata saya. Wajahnya yang selalu berseri-seri dan tingkahnya yang seperti anak-anak membuat saya menjuluki dia si peri kecil. Apalagi waktu pake baju jeans yang ada lilitannya itu (gw nggak tau nama pakaiannya) wah, makin terlihat banget unyu’nya. Wajahnya itu lho, seperti anak yang masih kelas 6 SD. hahaha….padahal kata teman-temannya, diantara seluruh penghuni sosial 21 dia malah yang paling dewasa. Hahahaha….. Yang membuat tersanjung lagi adalah waktu ultahnya, saya mendapatkan potongan kue pertamanya lho…wah, tersanjung sekali saya waktu itu….makasih ya dek Nadira… hidup wazowzozo…..
Annisa Aulia Rahmi (Aul)
Sosok cantik dari negeri Minang. Yang paling saya ingat dari sosok yang satu ini adalah kutipannya kepada saya dikelas beberapa bulan yang lalu ketika saya bercerita tentang impian saya menjadi pengusaha. “kak, pengusaha atau pedagang yang sejati itu adalah pedagang yang mampu menjual barangnya kepada orang yang sebelumnya tak berniat membeli”ujarnya. Benar – benar Quote yang mantap. Makasih ya Aul buat ilmunya…..
Hermawan Dwisetia (Wawan)
Inilah sosok paling kontroversial di kelas. Beberapa temannya bahkan ada yang takut ketika dia sedang tak karuan. Tatapan matanya yang memancarkan keberangusan kepada yang melihat, membuat sosok wawan menjadi sangat berbahaya diwaktu-waktu tertentu. Sempat diawal-awal kelas, saya disama-samain ama dia (ih, ada juga dia yang mirip-miripin guwe, karena emang guwe yang lahir duluan kan…hahaha…). Btw, dia sebenarnya sosok yang dermawan, seperti namanya Hermawan (kalo huruf H-nya diganti huruf D), itu yang saya denger dari teman-temannya (walaupun guwe belum kena dampak kedermawanannya) hahaha…..
Muhammad Syawaludin Faiz (Fais)
Sosok yang satu ini merupakan sosok yang kalem (pendiam versi jawa). Diam tapi menghanyutkan mungkin itu yang bisa mewakili. Kalem karena memang tidak banyak omong (bacot kata IPS 21). Tapi dibalik kediamannya itu, satu prestasi ia torehkan dalam urusan si kulit bundar. Pokoknya dalam urusan si kulit bundar (sepak bola) ia adalah ahlinya.
Isobel Lieke Ap (lieke)
Khas dari sosok yang satu ini adalah suara ketawanya. Dia orangnya mudah ketawa, dan anehnya ketawanya buat saya ketawa juga. Sayang saya nggak punya rekaman suara atau videonya. Saya bakalan kangen dengan ketawanya. Karena pernah tinggal di Malang, Jawa Timur dia selalu mengatakan “ndesit” kepada orang-orang yang udik atau alay menurutnya. “Dasar wong ndesit…”katanya….. hehehe…… LIKE this for LIeKE….
Andina Febriana Syahputri (Andina)
Kalau teman-teman tau istrinya artis Indra Bekti yakni Adilla Jelita, nah Andina mungkin bisa dikatakan kembarannya. Hehehe…. Sama-sama memakai jilbab, maka tak ayal teman-temannya mengamini ketika saya menyebut mirip Adilla. Andina begitu disebutnya, dikelas sering dikait-kaitkan dengan Rama Sanjaya. Namun, keduanya kemudian membantahnya. Sering terlibat adu mulut dengan dengan beberapa teman-temannya, ia selalu tak mau kalah dengan perdebatan yang menimpanya. Yang saya ingat dari Andina juga adalah catatannya yang selalu lengkap dan sangat berwarna-warni. Mantap…
Rama Sanjaya (Rama)
Selain Intan, Rama juga sosok yang paling serius belajar dikelas. Dia juga orang yang ingin kelasnya kondusif. Selalu saya dengar darinya “woy, jangan berisik dong, guwe mo serius belajar nih”. Atau “woy, klo ada guru njelasin, dengerin dong, jangan pada ribut”. Tapi kadang pada akhirnya dia terlibat juga dalam perdebatan ketika namanya disangkut pautkan.
Fatharani Fadhilah (Dilla)
Inilah sosok yang paling pendiam di sosial 21. Sering terlibat obrolan dua mata dengan Aulia di deret bangku belakang. Sampai saat ini saya juga tak tau hal apa yang sering mereka obrolin hampir disepanjang pelajaran itu. Dilla, begitu disebutnya, sangat konsisten dari awal dengan pilihannya PTN-nya yaitu jurusan sastra Perancis. Pernah dia berujar dengan logat bahasa Perancis “du contract social” katanya, sangat Perancis banget logatnya atau dengan menyebut tokoh” Jean Jacques Rosseau” dengan logat Perancisnya itu. Saya dan seluruh penghuni kelas sampai diam sejenak dan tertegun mendengarnya. Satu kalimat untuk Dilla “You’re so French”.
Nah, itulah sedikit cerita saya kali ini tentang kelas IPS 21 di tempat kerja saya. Jika kakak sebut diatas kelas kalian (IPS 21) sebagai kelas cinema twenty one yang istimewa, maka pesan kakak jadilah kalian orang – orang yang istimewa pula di keluarga, masyarakat, bangsa dan negara kalian. Kesuksesan tak datang begitu saja, perlu proses. Kesuksesan juga bisa datang dari mana saja, dari arah mana saja, tak datang dari sudut tertentu. Asal kalian semangat, tak pantang menyerah, yakin dan fokus pada impian dan cita-cita, kalian pasti akan meraih kesuksesan tersebut. Akhir kata kakak ucapkan selamat berjuang diluar sana, kakak doakan selalu agar kalian menjadi pribadi yang sukses, sholeh, sholihah dan membanggakan bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Amin….!!!!
<!--[if gte mso 9]>
Keterangan Gambar (penghuni IPS 21) :
Atas (dari Kiri ke kanan) : Intan, Fais, Wawan, Dilla, Aulia, Rama
Bawah (dari kiri ke kanan) : Lieke, Hena, Nadira, Andina
I love you most Ka. So adorable teacher and friends. I never met yet like em all.
ReplyDelete