Menjelang dirgahayu ke - 66 Republik Indonesia, saya ingin mengajak teman – teman bertamasya ke masa lalu untuk kita ambil pelajaran didalamnya. Setelah kemarin saya membahas satu peristiwa sejarah Klik Disinisekarang saya akan coba mengkaji satu pelajaran berharga lagi dari sejarah bangsa ini disekitar proklamasi 1945
Tentu teman - teman pernah mendengar sebelumnya dari sekolah ketika belajar sejarah bahwa dua tokoh perintis kemerdekaan kita pernah berani mempertaruhkan nyawanya. Yang pertama adalah Soekarno yang ketika didesak oleh Wikana dan Darwis (golongan Pemuda) untuk segera memproklamasikan kemerdekaan dan ternyata Soekarno menolaknya dengan alasan bahwa proklamasi harus dibicarakan terlebih dahulu dalam sidang PPKI. Mendengar penolakan dari Soekarno, Wikana naik darah, sejurus kemudian Wikana semakin emosi dan menyatakan ancamannya kepada Soekarno. Namun, Soekarno disini dengan nada yang tak kalah keras menimpali ancaman Wikana dengan pernyataan :
“Ini kudukku boleh kau potong, hayo!! Boleh kau penggal kepalaku ini, engkau bisa membunuhku, tapi jangan kira aku bisa kau paksa untuk mengadakan pertumpahan darah yang sia – sia, hanya karena hendak menjalankan sesuatu menurut kemauanmu”.
Tokoh kedua yang berani mempertaruhkan nyawanya adalah Achmad Soebardjo. Tokoh PPKI ini juga terlibat emosinya ketika meyakinkan para pemuda di Rengasdengklok bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan esok harinya selambat – lambatnya pukul 12.00. Dia (Soebardjo) berkata :
“Ini nyawaku, boleh kau bunuh aku esok hari, jika proklamasi tak tercapai esok”
Begitulah kedua perintis kemerdekaan negara kita berjuang demi satu cita – cita proklamasi yang didambakan selama berabad – abad. Pertanyaannya sekarang, adakah pemimpin dari negeri ini sekarang yang berani mempertaruhkan nyawanya seperti Soekarno dan Achmad Soebardjo untuk negaranya??
Sumber : Nugroho, Arifin dan Jazimah. 2011. Detik – Detik Proklamasi : Saat-saat Menegangkan Menjelang Kemerdekaan Republik. Yogyakarta : Narasi
0 komentar:
Post a Comment