Menakar Efektifitas Pragmatisme

Written By Asepsandro on Sunday 4 August 2013 | 22:08

Yaudah gini aja, kita pilih yang simpel, kalau mau makan ya pasti butuh minum. Kalau mau minum saja, ya nggak pake makan juga nggak kenapa-napa. Logis kan, simpel dan efisien. Tutur Cak Sandro disela-sela rapat kerja dalam rangka persiapan agenda tahunan. Ah, kau pragmatis sekali dro. Balas Cak Berto. Ada apa memang kalau orang menjadi sangat praktis. Hidup ini sudah terlalu sedemikian njelimet sehingga perlu dimensi kepraktisan untuk mengurai benang-benang kusutnya. Jelas Cak Sandro

Mungkin anda sering mengalami atau setidaknya mendengar hal yang serupa dengan cerita diatas. Orang – orang yang berpandangan bahwa pragmatis adalah sifat yang tidak idealis, terlalu linier dan hanya menjamin kepentingan tertentu sehingga perlu dihindari. Apapun yang mengakar dibalik opini umum tentang pragmatisme sekarang, menurut saya pribadi, hal ini perlu peninjauan ulang atau setidaknya perlu penjabaran dan pencairan makna.

Saya pernah mendengar dari salah satu tokoh cendekiawan bahwa di Indonesia saat ini banyak terjadi trans-idiomatik atau perpindahan istilah dan arti. Hal yang seharusnya berada di wilayah cair tapi menjadi padat dan sebaliknya. Akselerasi penggunaannya pun telah bias dan mendarah daging. Perlu kiranya dilakukan re-definisi atau pemaknaan ulang. Belajar lagi mencari esensi dan efektivitas mungkin bisa dilakukan berhubungan dengan kasus ini.

Terkait pragmatisme, saya kira harus kita tinjau dulu ruang dan waktunya. Penggunaan pragmatis memang akan menjadi salah ketika berada pada konteks mencari kebenaran secara ilmiah. Namun jika kita berada dalam lingkungan atau lapangan sebenarnya adakalanya pragmatisme menjadi jalan alternatif. Bukan untuk menemukan kebenaran atau pembenaran, tapi untuk mencari solusi pemecahan masalah. Karena terkadang jalan keluar permasalahan tidak semua tersedia dalam ilmu pengetahuan. Logikanya adalah sampai saat ini manusia masih melakukan penelitian - penelitian ilmiah untuk mendapatkan hakikat ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sampai kapan? Entah. Karena kalaupun keadaan itu didapat oleh manusia, ilmu tersebut tak akan mampu melebihi setitik air dilautan dari ilmu Tuhan.

Berarti kalau kita pragmatis, kita jadi tidak idealis dong? Siapa yang menyuruh anda menjadi pragmatis. Saya hanya berpendapat bahwa janganlah kita menjadi terlalu kaku dan saklek dalam segala sesuatu. Burung terbang sampai ke tempat tujuan juga karena dia bisa fleksibel terhadap arah mata angin dan kedua sayapnya. Lalu, nanti kita jadi orang yang ikut -ikutan arus dong? Kalau ikutnya pada yang baik dan benar apa salahnya diikuti. Iya kan? Anda punya akun twitter juga ada akun lain yang anda ikuti kan. Menurut saya, orang yang tidak mau terbuka dengan hal-hal diluar dirinya, itu namanya sombong.

Maka sesungguhnya tak ada yang berlaku mutlak didunia ini. Semua masih bisa didiskusikan, semua masih bisa dibicarakan dan ditelaah bersama, sepanjang persoalan tersebut tidak bertentangan dengan apa yang sudah ditetapkan Tuhan dalam kitab suci-Nya. Lalu, efektifkah pragmatisme itu? Sebenarnya saya tak terlalu mementingkan apakah landasan pragmatis tersebut efektif, kurang efektif atau tidak efektif. Yang terpenting adalah padangan dan pemahaman kita terhadap sifat pragmatis itu sendiri. Jangan terlalu kaku dan kemudian menelan mentah – mentah apa – apa yang kita dengar atau kita saksikan. Pelajari dulu, diskusikan dulu kalau perlu buktikan dulu. Berarti tulisan ini belum tentu benar juga? Tentu saja. Ini akan tulisan esai, argumentasi personal, pribadi saya. Jadi, kalau memang anda tidak sependapat, ya silahkan. Setidaknya proses belajar akan terjadi dalam persoalan apapun dan sampai kapanpun, hingga akhir hayat. Untuk yang terakhir ini saya kira anda tak bisa membantahnya.

*Footnote : njelimet = rumit, kusut dan serba susah. Saklek = tetap, paten, mutlak, tak bisa dibantah dan ditawar-tawar.

Pulosari, 4 Agustus 2013
@asepsandro_del

Ditulis Oleh : Asepsandro ~asepsandro

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Menakar Efektifitas Pragmatisme yang ditulis oleh asepsandro yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 22:08

0 komentar:

Post a Comment