|
Kereta Kertajaya Lebaran rehat di Stasiun Cirebon Baru |
Pagi itu Cak Sandro sudah sibuk dengan persiapan
mudik ke kampung halamannya di Jawa Timur. Agar tidak ketinggalan kereta, Cak Sandro berangkat dari kontrakannya di Jakarta Barat pukul 10.00 WIB. Sampai di Stasiun Pasar Senen, ia harus menunggu hingga 2 jam, karena kereta yang ia akan naiki baru tiba pukul 13.30 WIB. Selama menunggu, Cak Sandro melakukan liputan
citizen jurnalism untuk kepentingan informasi
pemudik lainnya. Banyak hal dari Stasiun Pasar Senen yang memang saat itu penting untuk ia dokumentasikan, seperti lokasi ruang tunggu stasiun yang baru dan lebih nyaman.
|
Plang Stasiun Pasar Senen, Jakarta |
|
Ruang Tunggu Baru Stasiun Pasar Senen, Jakarta |
|
Meski keberangkatan Cak Sandro tahun ini bukan pada puncak arus mudik, namun kondisi Stasiun Pasar Senen waktu itu sudah penuh sesak dengan para pemudik.
|
Pemudik di Depan Pintu Masuk Stasiun Pasar Senen |
Selain para penumpang, awak media dan pers juga turut meramaikan agenda tahunan masyarakat Indonesia ini.
|
Pers dan Media di Stasiun Pasar Senen |
Pukul 13.30 WIB kereta Kertajaya Lebaran tiba. Para penumpang dengan segera mengisi kursi sesuai dengan yang tertera pada tiket. Di Stasiun pemberangkatan awal ini terlihat hampir 95% kursi telah terisi penuh. Dari hasil survei awal Cak Sandro di gerbong satu, dari kebiasaan tanya jawab tujuan akhir di kereta kelas ekonomi, didapat bahwa sebagian besar para pemudik berasal dari Jawa Timur. Percakapan bahasa Jawa pun mengalir diantara sesama pemudik. Karena membludaknya penumpang di stasiun pemberangkatan awal, kereta baru benar - benar meninggalkan Pasar Senen setengah jam setelah tiba.
Perjalanan kereta Kertajaya Lebaran sejak dari Stasiun Pasar Senen tak menemui kendala apapun. Hingga pukul 16.30 WIB saat tiba di Stasiun Cirebon Baru, kereta berhenti agak lama. Cak Sandro awalnya tak terlalu khawtir, karena di Stasiun Cirebon memang sudah lazim kereta ekonomi berhenti agak lama. Tiba – tiba muncul suara dari balik pengeras suara yang memberitahukan bahwa kereta akan melakukan perbaikan dan pengisian bahan bakar hingga kurang lebih 40 menit dan penumpang diminta untuk bersabar. Daripada mati gaya, Cak Sandro memutuskan keluar kereta sekadar untuk melepas penat dan menggerakkan otot – otot yang kaku selama duduk membeku diperjalanan.
Tak dinyana, tak di sangka, harapan Cak Sandro untuk melepas penat diluar kereta, berbayar pemandangan sore yang mengagumkan. Cak Sandro pun tak mau melepas momen keindahan sore di Kota Cirebon itu dengan sia – sia. Ia keluarkan alat dokumentasi dari dalam sakunya dan mulai mengabadikannya.
|
Masjid Agung Cirebon tampak dari Stasiun Cirebon Baru |
Selepas Stasiun Cirebon Baru, ternyata kereta berhenti lagi di Stasiun Cirebon lama. Walhasil, totally perjalanan molor kurang lebih 1,5 jam dari jadwal yang seharusnya. Tapi alhamdulillah, karena sudah pukul 17.30 WIB dan sudah tiba waktu buka puasa, Cak Sandro bisa dengan leluasa dan punya waktu untuk menikmati buka puasa dengan menu khas Cirebon. Selepas kota Cirebon, kereta Kertajaya Lebaran sudah tak lagi ngadat. Semua stasiun dibabat habis, hingga kereta menyudahi perjalanannya di Stasiun Surabaya Pasar Turi hari Sabtu, pukul 03.30 WIB.
|
Salah Satu Sudut Stasiun Cirebon Lama |
(Bersambung....)
Mudik ke Kampungnya, Kepala SKK Migas Pilih Kereta Ekonomi
luar biasa sekali artikelnya....
ReplyDeleteah bisa aja bung andhika ini.. btw, thanks udah mampir di blog ane... :)
Delete