Sumber gambar : google.com |
Sambil berlari dan kadang menari - nari
Dari ujung sudut kota itu aku tersentak
Bercerita dengan waktu yang selalu membentak
Bersama mentari aku menghangat
Berbaur udara yang kadang menyengat
Di ruangan yang kadang bernuansa pengap
Aku menata diri untuk selalu sigap
Saut menyaut suara kokok ayam menyambutku
Berteriak keras ditelingaku yang sedang membujur kaku
Aku pun segera bergegas untuk mendaur ulang hidup
Meraih satu cita dengan sedikit kosa kata yang redup
Pijar mentari semakin meninggi diatas ubun – ubun
Membuat seluruh aktivitas meleleh dan merabun
Maka berdendanglah suara sunyi itu dibalik pepohonan
Merindu dalam pucuk dedaunan yang penuh kerindangan
Senja di sore hari membuat hati bergumam
Terbata – bata menyebut keindahan alam
Angkasa yang tiba – tiba memerah
Menjadikan hari seakan kembali cerah
Namun akhirnya gelap pun menyelimuti
Menghadirkan rembulan yang sedikit menerangi
Sesekali aku terusik dengan kemelut malam
Melantunkan seraut nada kelam yang mendalam
Sejatinya alam telah menamparku dengan keras
Betapa kesungguhan harus menjadi prioritas
Aku luput menerka dan memahaminya
Melipat rasa yang tak mampu berseraya
Partikel udara kini telah menyatu
Melumat atmosfer yang telah menjadi satu
Dan kini semuanya bergerak dengan penuh semarak
Menuangkan sorak mimpi dengan nada yang teramat serak
Batavia, 15 September 2014
satu itu batu ...
ReplyDeletedua itu kartu ...
kalo tiga adalah waktu ...
maka empat akan menjadi hantu ...
hahaha ... :D (Mantap bro ...!!!)
thanks bro ... ^_^
ReplyDelete