Sumber gambar : google.com |
Dalam masyarakat kultural seperti di Indonesia, mudik telah menjadi tradisi yang memiliki berjuta makna. Karena memang sudah semestinya setiap orang harus bisa memaknai kejadian yang ada, tidak hanya sekedar menjalani peristiwanya. Penulis adalah salah satu orang yang mengalami mudik sejak kecil. Jadi penulis juga memiliki cerita dan pemaknaan sendiri terhadap mudik ini. Bagi penulis, mudik bukan sekedar pulang kampung. Mudik adalah sebuah perjalanan pulang mencari harapan. Harapan yang mampu mengisi relung – relung hati yang tergerus saat mereka berada di kota. Hingga nanti saat kembali lagi ke kota ia memiliki harapan – harapan baru yang mampu menjadikannya bersemangat kembali.
Kampung bagi mereka adalah sebuah investasi besar. Mereka memiliki batin yang harus selalu diobati dan diisi ulang. Maka kampung halamannyalah yang bisa melakukan itu. Di kampung, mereka akan mendapati tanah mereka berpijak untuk pertama kali. Suatu harga mahal yang tak bisa terganti saat mereka bisa berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara lainnya. Maka inilah sebuah investasi yang amat mahal yang tak tergantikan.
Kampung akan selalu mendapat tempat bagi mereka para pemudik. Pergi ke kota dengan berjuta harapan tentu bukan karena kampung yang tak memiliki harapan, justru dari kampungnya lah harapan itu muncul. Harapan yang bisa membuat mereka hidup dan bersemangat lagi. Harapan yang berujung pada harapan untuk memajukan kampungnya, harapan untuk membuat kampungnya lebih baik lagi. Saat waktu itu tiba, itulah hakikat mudik sejati yang sudah ia harapkan.
Euforia mudik memang tak akan bisa terhindarkan selama masih terjadi ketimpangan atau kesenjangan antara pusat dan daerah. Solusinya hanya satu yaitu pemerataan ekonomi. Tapi masyarakat indonesia yang tangguh, tak akan terganggu dengan apa – apa yang telah diperbuat oleh para wakil rakyatnya di pusat. Mudik telah menjadi atmosfer tersendiri dengan segala daya cipta dan keunikannya. Maka setiap musim mudik tiba, seketika kampung halaman menjadi daya tarik sendiri untuk dituju. Pulang untuk meraih kemenangan dengan sejuta angan, cita dan harapan.
Tasikmalaya, 26 Juli 2014
12:39
Mudik udah jadi tradisi untuk bersilahturahmi bersama sanak saudara
ReplyDelete@Doni : Betul Bgt :)
ReplyDelete