Sumber gambar diakses dari uk.eurosport.yahoo.com |
Menjadi Kenek Bus
Jauh dari bayangan sebelum menjadi pesepakbola profesional, Carlos Bacca menjalani kehidupannya yang serba sulit di negara asalnya Kolombia. Kemiskinan yang mencengkram keluarganya membuat dirinya harus mampu bertahan hidup dengan menjadi kenek bus atau asisten supir bus. Aktivitas sepak bola yang sangat ia gemari saat itu hanya ia lakukan di sela-sela pekerjaannya, itu pun hanya sekedarnya dan dimainkan di jalanan. Meski memiliki bakat sepak bola, namun Bacca yang telah berusia 20 tahun kala itu tidak terpikir untuk menjadi pesepakbola profesional, karena yang ada di kepalanya hanya mencari uang untuk menyambung hidup.
Mencoba Peruntungan
Suatu saat karena kecintaannya terhadap si kulit bundar ini selalu saja mengusiknya, maka pada tahun 2006, ia mencoba peruntungan dengan menajajal trial atau uji coba masuk skuad klub Atletico Junior, sebuah klub di Kolombia. Tak dinyana, ia diterima masuk tim Atletico dan langsung melakukan debutnya di kompetisi utama liga Kolombia. Musim gemilangnya bersama Atletico Junior dijalani Bacca pada tahun keempat dengan menjadi top skor liga sekaligus mengantarkan Atletico Junior menjadi jawara liga.
Mengarungi Kompetisi Eropa
Setelah sukses di negeri sendiri, Striker 28 tahun ini diminati dan ditransfer oleh Club Brugge dari Belgia. Di Eropa Bacca baru gemilang ditahun keduanya bersama Brugge dengan mencetak 28 gol dari 44 penampilannya di seluruh kompetisi. Dengan predikat pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik liga Belgia, Sevilla FC, kepincut dan memboyong Bacca dengan nilai transfer sebesar 7 juta euro. Dilevel kompetisi yang lebih ketat ini Bacca tak mudah untuk menjadi top skorer seperti apa yang bisa dilakukan pada dua klub sebelumnya. Namun dengan kesungguhan dan ketekunannya, Carlos Bacca kini mampu menghuni deretan pencetak gol terbanyak dan telah menjadi pujaan klub Rojiblancos dan timnas Kolombia.
Nusantara, 30 Mei 2015
0 komentar:
Post a Comment