Endang Winaryati, Owner Rumah Baju Candrika.
Baju Lokal yang Sukses Tembus Butik Luar Negeri.
Berawal dari kecintaannya mendesain baju, Endang Winaryati memberanikan diri berwirausaha dengan memproduksi baju-baju wanita di bawah bendera Rumah Baju Candrika. Bahkan karyanya telah melenggang hingga butik-butik Brunei, Malaysia dan Singapura dengan omset mencapai Rp 100 juta/perbulan. Seperti apa keunikan produk yang ia desain? Reported By Asep Irwan
Kemauan dan keberanian untuk memulai merupakan modal utama Endang Winaryati dalam mencapai kesuksesan usahanya selama ini. Dengan bekal ilmu yang didapat di perkuliahan, wanita lulusan S1 Tata Busana Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ini mantap untuk menekuni bisnis produksi baju dengan nama Rumah Baju Candrika pada tahun 2006. Ia pun ingin menseriusi usaha dan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan kantoran. “Dengan cara ini saya jadi menghandle urusan rumah dan anak dengan tetap menghasilkan” ungkapnya.
Dengan modal awal sekitar Rp 5 juta untuk pembelian bahan dan gaji satu karyawannya sebagai penjahit, Endang membuat baju casual pertamanya dari bahan cotton. Pada awal usaha, dirinya tidak sekaligus membeli bahan secara besar-besaran. Namun, ia menggunakan sebagian dari modal secara bertahap untuk produksi dalam beberapa pieces dengan tujuan untuk melihat respon konsumen terlebih dahulu atau test pasar. Jika respon bagus, barulah baju produksinya diperbanyak. Hasil produksi pertama langsung ia perkenalkan melalui pameran di Cilandak Town Square (Citos). Berlanjut ke beberapa pameran di beberapa mall, JCC, Makassar dan Banjarmasin bahkan ia pernah mengikuti pameran di negeri Belanda. Berkat kecemerlangan dalam menciptakan ide desain, Endang mendapat penerimaan konsumen terhadap produk pertamanya yang disertai proses trial &error hanya dalam satu bulan.
Prospek dan Persaingan. Ketika ditanya tentang prospek usaha, Endang menuturkan bahwa wanita sangat menyukai pakaian bahkan cenderung suka bergonta ganti model. Karenanya usaha ini akan terus bagus kedepan. Yang penting ia telah memiliki brand sendiri, sebab dengan demikian produknya bisa secara bangga bisa diperkenalkan di berbagai pameran lokal dan luar negeri. Dari sisi persaingan memang agak ketat karena para pemainnya yang sudah cukup banyak. Ditambah lagi dengan hadirnya baju – baju impor. Namun dengan daya kerja yang inovatif dan keinginan belajar yang terus - menerus ia yakin usaha ini akan berkembang dengan sukses.
Produk. Rumah Baju Candrika lebih banyak memproduksi baju wanita usia 25 tahun ke atas. Jenis baju yang dihasilkan berupa baju casual dan baju pesta dengan model trendy dan etnik dengan kisaran harga Rp 200 – 475 ribu/pcs. Untuk baju pesta lebih banyak berupa kaftan dan baju tenun model, sedangkan baju casual mulai dari blazer waterfall (blazer berbahan kain chiffon yang dibuat tanpa kancing yang mana pada area kancing dibuat berupa lipitan yang menjuntai ke bawah), top (atasan) model evolve (mengembang/melebar ke atas dari pinggang) berbahan chiffon, dress casual tanpa lengan berbahan spandek dengan model mengembang/melebar ke bawah dari pinggang, serta dress berbahan katun berlubang.
Produk Rumah Baju Candrika memiliki kekhasan tersendiri, yakni lebih banyak bermain di motif polos, full colour, desain simple dalam arti tidak aneh dan bahan “jatuh”. Endang juga mengeluarkan ciri khas lainnya yang beberapa tahun belakangan ia usung, yakni penggunaan payet Jepang dan renda aplikasi bunga pada bagian kerah baju, pergelangan tangan atau pun pada bagian dada (pada kaftan).
Produk yang paling diminati yakni baju casual kaos spandex, blazer bahan chiffon dan cotton, sedangkan untuk produk terbarunya saat ini adalah top (atasan) etnik bahan chiffon dengan aplikasi bahan renda bunga mawar di bagian kerah dan pergelangan tangan. Jika dihitung sejak awal usaha, Endang telah mampu menelurkan sekitar 300 model pakaian dengan asumsi lima model pakaian baru setiap bulan. Semua total model desain tersebut merupakan hasil kreasi dan inovasinya sendiri.
Selain menjual produk hasil desain sendiri, Rumah Candrika juga melayani pesanan jahit sesuai permintaan konsumen. Kini ibu dua anak ini pun telah menjadi mitra binaan BUMN ANTAM sejak 2009. Itulah salah satu manfaat apabila memiliki brand sendiri, dirinya bisa mengajukan proposal usaha ke pihak ANTAM dan menjadi mitra binaan setelah lolos seleksi. Imbasnya, Rumah Candrika diberi kesempatan mengikuti ajang pameran lokal (di JCC dll) dan luar negeri. Dalam sebulan Rumah Candrika bisa memproduksi pakaian wanita kurang lebih 500 potong dengan tingkat penjualan tidak jauh berbeda dengan yang di produksi.
Bahan Baku dan Alat. Terdapat 4 jenis bahan yang digunakan Endang untuk baju buatannya, yaitu chiffon, katun, kaos spandex dan tenun dengan harga sekitar Rp 20-100 ribu/meter. Dari keempat bahan tersebut katun blues merupakan bahan termurah dan bahan kaftan yang termahal. Bahan-bahan tersebut bisa dibeli dari toko-toko di Mayestik, misalnya Toko Mayestik Jaya yang beralamat di Pasar Mayestik Lantai 1 Los I Blok C Unit 9 Jl. Tebah III Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp : (021) 7269510. Sedangkan untuk pembelian payet Jepang ia membelinya di Toko Kharisma, Tanah Abang Blok A lantai 7 dengan harga Rp 40 ribu/ons dan renda dari Toko Langsung Lancar di Jl. Fachrudin No. 67 Tanah Abang Jakarta Pusat Telp (021)3161207 dengan harga Rp 30.000/meter.
Ketika membeli bahan kain, Endang mengaku lebih senang membeli dalam beberapa meter saja namun beraneka warna daripada membeli dalam jumlah besar (roll-rollan) namun terbatas warna. “Terkecuali jika ada permintaan banyak dari konsumen, baru saya belanja beberapa roll untuk beberapa desain” tutur Endang.
Kebutuhan bahan baku untuk usahanya saat ini rata - rata mencapai Rp 35 juta/bulan. Permintaan terbanyak bisa dia alami ketika menjelang hari raya idul fitri (lebaran) sedang pemintaan paling sedikit terjadi pada saat pasca lebaran dan long weekend.
Untuk peralatan yang digunakan, saat ini Endang telah memiliki 3 unit mesin jahit yang dibelinya dari Griya Mesin Jahit Jl. M.T. Haryono No. 26 Cawang Atas Jakarta timur (021) 93716082. Selain itu ia juga telah memiliki 1 unit mesin obras, 1 unit mesin bordir, 1 unit mesin kancing dan 1 unit mesin neci yang keseluruhan dibelinya di Toko Tiga Sewing di Jl. Perniagaan Raya No. 70 Jakarta Barat Telp 021 6930615.
Dalam menjalankan usaha, Endang dibantu oleh 21 orang tenaga kerja, baik produksi maupun SPG. Selain dibantu beberapa karyawan, Endang juga memanfaatkan jasa makloon guna menghadapi pesanan yang membludak. Mitra makloon yang dipilihnya juga tidak sembarang, yakni maklon yang mampu membuat pakaian cepat, rapih dan kuat sesuai dengan standar Rumah Candrika. Saat ini ia telah bekerjasama dengan 3-4 mitra makloon dengan produksi 125 pieces di setiap maklonnya. Total gaji 21 karyawan dan mitra makloonnya adalah Rp 35 juta/bulan.
Pemasaran. Sejak pertama kali menjalankan usahanya dan sampai saat ini, Endang hanya menjalankan satu teknik promosi dan pemasaran yaitu secara offline kegiatan pameran. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa teknik inilah yang telah membuat usahanya makin berkembang setiap tahun. Justru dari pameranlah ia mendapatkan banyak klien/customer berupa butik, meskipun risikonya ia harus mengalahkan rasa malasnya dalam menghadapi banyak pertanyaan dari pengunjung yang mendatangi stand pameran. Beberapa pameran yang kerap ia ikuti, yakni di Citos (Cilandak Town Square), Inacraft dan pameran besar lokal lainnya di JCC serta pameran di luar negeri. Selain telah hadir di beberapa Mall ternama di Indonesia seperti Citos, TerasKota BSD, Dharmawangsa Square dan Sutos, produknya juga telah mencapai butik Brunei, Singapura dan Malaysia.
Setiap pemesanan diberlakukan DP sebesar 50%. “Inilah kekuatan teknik marketing offline dibanding marketing online. Dengan sedikit kesabaran, pelayanan yang ramah dan kekuatan komunikasi, kita mampu menggaet konsumen untuk “balik lagi” membeli produk Rumah Candrika” ujarnya. Pembayaran dengan uang muka (DP) sebesar 50% diberlakukan jika permintaan produk dalam jumlah yang cukup besar. Namun jika permintaan kurang dari 12 pieces, pembayaran dilakukan secara tunai dengan barang yang sudah siap kirim saat itu juga.
Selain tatap muka, pemesanan produk Rumah Baju Candrika bisa dilakukan lewat telepon atau pesan blackberry messenger (BBM). Potongan harga sebesar 30% juga diberikan jika customer melakukan pembelian sebanyak 6 pcs/model. Diskon ini bisa berubah sesuai kesepakatan jika pembeliannya lebih banyak lagi. Biaya pengiriman tentunya ditanggung oleh pemesan.
Dari usahanya yang telah berjalan 6 tahun ini, Endang Winaryati telah mampu menjual produknya hingga kisaran 500 pieces/bulan hingga meraih omset sekitar Rp 100 juta dengan keuntungan sebesar 30%. Rumah Baju Candrika memiliki harapan kedepan agar usahanya lebih berkembang dengan target memiliki toko dibeberapa daerah, memilki tim Riset &Develop (R&D) dan punya website tersendiri.
“Usaha ini bukanlah hasil dalam semalam, dengan berani memulai, belajar terus-menerus dari lingkungan dan mencintai apa yang kita kerjakan, maka kesuksesan akan berjalan selaras dengan apa yang telah kita usahakan” begitulah pesan dan kiat sukses dari Endang Winaryati bagi yang ingin memulai usaha dibidang clothing ini.
Kendala. Dalam usaha semacam ini Endang menuturkan adanya penjiplakan model produknya di pasaran, misalnya Tanah Abang. Meski merasa miris, tetapi ia sadar bahwa produk dengan model yang mirip dan berharga murah itu berbeda dalam hal kualitas bahan dan jahitan. Kasus ini merupakan sebuah tantangan dalam berbisnis. Tidak mau terbebani dengan masalah tersebut, Endang berfokus pada solusi dengan selalu mengupdate tren dan membuat inovasi serta terobosan terbaru dalam dunia fashion.
Begitu pula jika produknya kurang cepat terpasarkan, beberapa teknik ia terapkan seperti melempar produknya pada pameran lain guna menggaet costomer baru atau dengan memberi diskon antara 20 - 50%. Asep Irwan.
Info Lebih Lanjut Hubungi:
Rumah Baju Candrika
Jl. W.R. Supratman No. 47 A Kp. Utan (Depan Country Wood) Pondok Ranji Ciputat Tangerang – Banten.
Telpon: 081513803560, (021) 93354074
Pin BB : 22A9177E
Email : rumahbajucandrika@yahoo.com
•
ReplyDeleteIglesia Luciferina, Rumah Ibadah Pemuja Setan Pertama Dunia Resmi Dibuka Di Kolombia
• Cara Orang Medan Merayu Polwan
• Suara Dari Wanita Lain dan Menyelingkuhi Istri Sekamar