Tahukah teman-teman novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata?? bagi para pecinta karya-karya Andrea Hirata mungkin sudah tidak asing lagi mendengar novel tersebut, termasuk saya..hehehe.....
Tapi jujur sebenarnya awalnya saya tidak terlalu suka terhadap karya-karya non fiksi, sampai suatu saat saya dipertemukan dengan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Adalah Panca, teman saya yang kutu buku memperkenalkannya kepada saya di kos-kosannya. Iseng-iseng sembari menunggu waktu masuk kuliah, akhirnya saya dengan ragu-ragu memutuskan untuk membacanya.
"PAGI itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium tua yang riang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orangtua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agak penting: haripertama masuk SD".
Paragraf pertama itu bersabda..... sampai pada akhirnya.....
Hahaha.... :D
"Kucai tampak sangat emosional. Tangannya menunjuk-nunjuk ke atas dan
napasnya tersengal setelah menghamburkan unek-unek yang mungkin telah dipendamnya bertahun-tahun. Ia menatap Bu Mus dengan mata nanar tapi pandangannya ke arah gambar R.H. Oma Irama Hujan Duit.
Kami semua menahan tawa melihat pemandangan itu tapi Kucai sedang sangat
serius, kami tak ingin melukai hatinya."
Dan akhirnya..... bagian yang paling menyedihkan itu menemui pembacanya…..
“ibunda guru,
Ayahku telah meninggal, besok aku akan ke sekolah..”
Salamku, Lintang”
Tak terasa saya hampir menyelesaikan bacaan – bacaan setebal 300-an halaman itu…. Dan setelah menyelesaikan novel tersebut tanpa kusadari tak kurang dari tiga bulanan saya telah mengkhatamkan keempat tetralogi laskar pelangi Andrea Hirata.
Beberapa tahun kemudian….
Sinopsis Padang Bulan….
Entah karena penyakit apa atau karena apa… saya menjadi seperti lelet untuk membaca edisi kedua karya Andrea Hirata yaitu Dwilogi Padang Bulan. Tapi, walaupun lelet, akhirnya bertepatan dengan Tragedi Trisakti 12 Mei kemarin saya mampu menyelesaikan kedua novel tersebut. Horeeeeeee…………..!!!!! Sungguh bermakna sekali dua kejadian tersebut…hahaha…..
Singkat kata, dwilogi bagian pertama itu adalah Padang Bulan. Dwilogi bagian pertama ini secara garis besar menceritakan dua kisah. Kisah pertama adalah kisah masa kecil Enong Maryamah dengan segala bentuk perjuangan hidupnya yang sangat menyentuh. Ini adalah kisah baru yang diangkat Andrea. Kisah kedua adalah kisah lajutan Ikal dengan A Ling, sang pujaan hatinya. Bagi teman-teman yang mengikuti kisah Ikal di novel Maryamah Karpov tentu penasaran atau kepo bagaimana kelanjutan cerita setelah permintaan Ikal untuk menikahi A Ling di tolak oleh ayahnya.
Tapi yang pasti dari karya awal Andrea, teman-teman tidak hanya diajak untuk mengikuti kisah tapi lebih dari itu teman-teman akan dibawa kepada makna hidup dan pesan moral dari novel itu sendiri. Untuk karya yang satu ini teman-teman akan di jumpakan oleh Andrea dengan tokoh bernama Enong, seorang penambang timah wanita pertama di Belitong. Kisah hidup, perjuangan dan semangatnya yang tak pernah padam akan teman-teman temukan disana.
Dwilogi bagian kedua adalah kelanjutan dari novel padang Bulan yang berjudul Cinta di Dalam Gelas. Disini dikisahkan kehidupan Ikal di kedai kopi milik pamannya. Selain itu Cinta di Dalam Gelas mengisahkan pula perjuangan Enong masa dewasa dengan berganti nama Maryamah dalam mengalahkan mantan suaminya Matarom dalam perlombaan catur 17 Agustus. Menilik kisah Maryamah dalam pertandingan catur, akhirnya saya menjadi mahfum dan sekaligus menjadi binggung terhadap tokoh bernama Maryamah. Mungkin kalau saya bisa bertemu dengan Andrea bolehlah kiranya saya meminta penjelasannya.
Binggung Maryamah….
Kebinggungan yang membuat saya galau itu adalah apakah tokoh Maryamah dalam novel Sang Pemimpi dan novel Cinta di Dalam Gelas itu sama??. Dalam novel yang berjudul Sang Pemimpi diceritakan Maryamah adalah seorang yang miskin dan memiliki anak bernama Nurmi yang kemudian dibantu keuangannya oleh Arai dan Ikal yang waktu itu masing kecil. Namun mengapa pada novel Cinta di Dalam Gelas yang diceritakan Ikal sudah dewasa, tokoh Maryamah malah belum punya anak yang bernama Nurmi itu. Kan jadinya kebalik….ya nggak?? Hehehe…. Btw, Busway…dibalik rasa kebinggungan itu saya tetap mengacungi dua jempol tangan buat bang Andrea Hirata (nggak pake jempol kaki lah yah, karena bau…hehehe…). Karya-karya bang Andrea sangat keren, mantap dan mengispirasi. Saluto buat bang Andrea….
setuju gan ..
ReplyDeleteemang bang Andrea t-o-p-b-g-t . gara2 baca tulisan ini saya jadi kangen sama tetralogi laskar pelangi ... :)
Saya baru aja nyelesaiin baca padang bulan dan cinta di dalam gelas. Haha telat banget ya. Sebenernya saya baca tetralogi laskar pelangi 6 tahun lalu, selesai baca maryamah karpov itu tahun 2009 dan agak kesal karena masih menggantung ikal jadi dgn a ling atau tidak. Setelah itu saya gaktau kalo lanjutannya di padang bulan sampe bertahun2 hingga minggu lalu saya baca sekaligus menuntaskan cinta di dalam gelas. Sayangnya di akhir cerita padang bulan hanya disebutkan kalau ikal dan a ling sama2 menabung utk ke jkt, lalu di cinta di dalam gelas tidak ada a ling sama sekali. Maryamah menang kejuaraan catur 3 tahun berturut2, detektif M Nur ke jakarta utk kursus antena parabola. Lalu ikal dan a ling bagaimana? Sudah 3 tahun berlalu masih tetap belum ke jakarta dan belum ada kelanjutannya? Atau akan ada buku selanjutnya ya?
ReplyDelete