Efek Instant Messaging Yang Tak Ubahnya Mie Instan, Wasapadalah!!

Sumber gambar diakses dari www.newmediafest.net

Fenomena aplikasi pesan singkat (instant messaging) memang sangat populer dikehidupan moden saat ini. Dengan beragam layanan dan fitur yang disediakan, instant messaging amat menarik banyak orang hingga kemudian penggunanya meningkat dari tahun ke tahun. Aplikasi instant messaging seperti BlackBerry Messenger, WhatsApp, Line dan lainnya merupakan cara pengiriman pesan dengan cepat lewat jaringan internet. Namun dibalik segala kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan, aplikasi pesan singkat ini banyak membawa hal yang tidak baik jika kita tak bijak dan berhati-hati dalam menggunakannya.

Layaknya Mie Instant
Saya sendiri mengibaratkan efek buruk dari instant messaging ini seperti layaknya mie instan dengan dampaknya. Ya mie instan memang akan tidak baik jika dikonsumsi dengan tidak wajar. Artinya jika mie instan memiliki efek yang merugikan kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan, maka penggunaan instant messaging yang tak bijak juga akan berdampak pada terganggunya psikis dan hubungan sosial dari penggunanya.

Dampak Negatif
Jika Anda pengguna instant messaging seperti BBM, WhatsApp, Line dan lainnya mungkin saja sudah mengalaminya seperti saya. Yang seringkali terjadi adalah jika pesan tak kunjung dibalas sedangkan kode terbaca telah terlihat, maka si pengirim biasanya akan merasa jengkel. Pesan instant yang berarti pesan cepat memang mau tak mau harus juga dibalas dengan cepat. Jika tidak maka efek tidak baik akan segera datang seperti layaknya makna pesan cepat tersebut.

Pelajaran Lama
Dari pembahasan diatas, maka kita bisa petik sebuah pelajaran yang sebenarnya sudah lama ada. Pelajaran tersebut adalah semua yang serba instan itu bukanlah sesuatu yang baik. Mungkin awalnya saja tidak terasa dampaknya, namun bukan tidak mungkin lama kelamaan dampak buruknya akan nampak. Maka dari itu kita harus selalu berhati-hati dan waspada jika kita mengkonsumsi atau menggunakan hal-hal yang instan ini.

Nusantara, 27 Februari 2015