Mengejar Cita Di Negeri Antah Berantah (Part 1)

Written By Asepsandro on Wednesday 27 November 2013 | 22:33

Sumber gambar : google.com
Diam – diam manusia supranatural setengah gendeng yang katanya mampu bertahan hidup sebulan tanpa selembar uang bernama Cak Sandro itu sedang punya hajat. Hajat super penting yang kemudian membuat Cak Sandro harus meninggalkan kampung halamannya. Cak Sandro terkenal dikampungnya dengan orang aneh karena tidak seperti bukan orang kebanyakan. Sebab jika sebagian besar kaum muda dikampungnya sibuk mencari kerja dan mengejar karier, ia malah santai – santai saja. Sebelum Cak Sandro benar – benar pergi, teman – temannya datang kerumahnya. Terjadilah percakapan diantara mereka.

“Semua orang pasti punya cita – cita atau impian. Dalam bentuk sederhana, cita - cita adalah keinginan. Ketika manusia diciptakan, Tuhan memberikan unsur keinginan yang juga berarti nafsu kedalam roh manusia. Inilah yang membuat manusia secara kodrat selalu tidak pernah puas dengan apa yang telah diperoleh. Begitupun aku” Cak Sandro memulai percakapan

“Itu manusiawi”, balas Cak Berto

“Tapi sebenarnya kamu ini tidak puas dari apa, wong kamu disini juga ndak punya apa – apa”. Sambung Cak Diego

“Bener itu, kamu juga mau apa di kota nanti ndro, ntar malah nyusahin satpol PP disana. Sebenarnya kamu punya hajat apa sih? Mungkin kalo kamu cerita, kami nanti bisa bantu hajat kamu?” tambah Cak David

Cak Sandro sangat bersyukur dalam hatinya punya teman - teman yang baik dan pengertian. Tapi ia sangat kesulitan untuk membagi kisah dan hajatnya kali ini pada teman-temannya.

“Terimakasih kawan atas perhatian dan bantuannya. Tapi maaf saya tidak bisa memberitahukan hajat saya saat ini, mungkin lain kali. Saya harus benar – benar pergi ke kota untuk mengejar cita dan angan. Tutur Cak Sandro

Akhirnya Cak Sandro pun pergi meninggalkan teman -teman dan kampung halamannya. Kawan – kawannya sudah tak mampu menahan gemuruh tekad tak terbendung yang tersirat dari jabat tangan Cak Sandro. Terlihat dari kejauhan Cak Sandro menatap senja terakhir dikampung halamannya. Wajahnya sedikit agak berlinang, mengisyaratkan makna berbeda dari niat awalnya. Ia tak habis pikir kalau ia harus benar – benar meninggalkan kampung halaman yang dicintainya.

Tapi itulah kehidupan, terkadang mau tak mau kita harus turun mengikuti aliran sungai meski sungai itu membawa kita kepada tempat memprihatinkan yang air sungainya kotor karena limbah dan sampah. Tujuannya, agar kita ditunjukkan bahwa ternyata ada banyak problematika yang terjadi di hilir sungai dan kita harus lebih banyak belajar dari kompleksitas kehidupan manusia yang ada diberbagai sisi sungai.

Bersambung ...

Rawabelong, 27 November 2013
@asepsandro_del

Ditulis Oleh : Asepsandro ~asepsandro

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Mengejar Cita Di Negeri Antah Berantah (Part 1) yang ditulis oleh asepsandro yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 22:33

0 komentar:

Post a Comment