Teman, hari ini aku punya sebuah cerita. Cerita yang kemudian mengilhami dan menginspirasiku tentang sebuah kehidupan. Sebenarnya kisah ini dialami oleh pribadi penulis sendiri kemarin sore. Jadi, kemarin sore, karena jenuh di kosan terus, saya memutuskan untuk hangout atau jalan – jalan ke luar. Memang tidak terlalu aneh buat ku untuk sekedar keluar jalan – jalan, karena hal ini sudah biasa ku lakukan setiap seminggu sekali ketika waktu libur kerja tiba. Tapi dari sekian banyak kisah hangout-ku di Jakarta, baru kali ini diriku menemukan sebuah inspirasi didalamnya.
Jadi begini ceritanya, kemarin sore karena sudah merasa suntuk (atau bete kata anak sekarang) di kosan, saya memutuskan untuk keluar untuk sedekar melepas penat. Tanpa banyak cingcong, saya kemudian mengeluarkan si-vega yang sejak pagi tak beraktivitas. Pedal starter ku genjot, si vega sepertinya agak malas –malas ayam, karena memang seharian kemarin sudah ku ajak berkeliling kesana – kemari. Ku rayu lagi dirinya dengan muka memelas, dan akhirnya dirinya bangkit juga dari peraduannya.
Si-vega adalah teman karib seperjuanganku kawan. Meskipun wujudnya hanya sebuah motor, tapi dia adalah sosok yang selalu setia menemaniku disaat dan dikondisi apapun kawan. Dialah sang pahlawan bagiku dan telah menjadi bagian dari kehidupanku.
Gue dan Si-Vega (tak terpisahkan) :
Mau kemana gue ya….??
Kutanyakan kepada vega, kemana nih ga enaknya…..??? dia juga binggung….
Akhirnya ku memutar otak, si vega nggak mau kalah, dia juga memutar roda……. Ah, tambah pusing aja gue….
Ide brilian pun muncul, muncul dariku, ku bisikkan kepada vega…..si vega manggut tanda setuju……
Setelah lokasi yang akan dituju telah disepakati secara mufakat, petualangan darat pun dilanjutkan. Bedanya, perjalanan setelah itu menjadi sangat nyaman, karena diriku nggak binggung dan galau lagi.
Dari kisah perjalanan diatas, saya mendapat suatu inspirasi tentang sebuah kehidupan. Teman, bagiku kehidupan itu tak ubahnya seperti kita berkendara di jalanan. Ruas- ruas jalanan yang kita lalui adalah langkah dari banyak pilihan hidup yang kita ambil.
How about life?? Sama seperti sebuah perjalanan tadi, dalam hidup, kita akan dihadapkan dalam beragam pilihan. Mungkin saat kita masih kecil, hak memutuskan pilihan – pilihan itu masih ada keterbatasan, karena ada faktor orang tua. Namun,ketika kita telah dewasa, hampir 99% pilihan – pilihan itu kita sendiri yang akan memutuskan. Dimulai dari ketika kita akan memilih jurusan IPA/IPS di SMA, memilih jurusan dan tempat kita kuliah sampai kepada profesi atau pekerjaan yang akan jalani, semua itu kita yang putuskan, tentunya dari pilihan – pilihan yang ada. Right??
Kembali ke kisah perjalanan diatas, ada kebimbangan yang melanda tokoh. Seperti disebutkan, kebinggungan yang melanda tokoh disebabkan karena ketidakjelasan lokasi yang akan didatangi. Sama seperti sebuah kehidupan, hidup harus punya target, tujuan, dan cita-cita. Bagiku hal tersebut bernama impian. Tanpa impian dan cita – cita, hidup akan mengalami kebingungan dan kebimbangan, karena hidupnya tanpa arah yang jelas. Jadi, kesimpulannya adalah bahwa lokasi yang kita capai itulah tujuan, target, cita – cita dan impian kita. Agree???
Baiklah, kita lanjutkan, pernahkan ketika dalam sebuah perjalanan teman – teman mengalami hambatan? Hambatan itu seperti macet, jalanan yang berlubang, banjir, pemblokiran jalan, ditilang, ada kerusuhan atau tawuran atau mungkin pengendara yang ugal – ugalan dsb?? Jika pernah, maka itu adalah ujian kawan. Sama seperti hidup, dalam rangka mencapai tujuan, cita – cita atau impian, tak sedikit kita menghadapi ujian, tantangan, dan cobaan. Right?? Tapi dengan kegigihan, semangat yang pantang menyerah dan kesabaran insyaaloh impian tersebut bisa kita raih. Amiiin….!!!
Hambatan... :
Sebagai contoh, misal teman – teman pernah berkendara menuju suatu tempat melalui jalan yang belum pernah teman – teman lalui. Dan ternyata jalan tersebut macet, berlubang dan berdebu, dibanding jalan yang lain. Pertanyaannya apakah teman – teman akan melalui jalan tersebut untuk kedua kalinya?? Hmm, tentu saja bagi yang menginginkan kenyamanan, tentu ia akan memilih jalan yang lain yang lebih baik. Right?? Itulah pelajaran kawan, hikmah, dan pengalaman. Kita mungkin tidak mau seperti keledai kan yang jatuh pada lubang yang sama. Agree??
Itulah kisah yang bisa saya sharing kali ini kepada teman – teman. Semoga ada manfaatnya. Akhirnya, kesempurnaan itu adalah milik alloh swt, dan kekurangan pasti milik saya sebagai manusia biasa. Akhirul kalam, wassalamualaikum wr.wb.
Quotes :
“Jika hidup adalah sebuah perjalanan darat untuk mencapai suatu tempat. Maka tempat itu adalah impiannya dan jalan darat yang kita lewati adalah langkah – langkah yang kita tempuh untuk mencapai tempat atau impian tersebut “. -asepsandro-
0 komentar:
Post a Comment