Suka Duka Jadi Full Time Freelancer

Written By Asepsandro on Wednesday 29 September 2021 | 17:14

sumber foto: dokumen pribadi


Meninggalkan Kota Jakarta

Sudah hampir 8 tahun saya menjalankan pekerjaan sebagai writer dengan status full time freelancer. Selepas mendapatkan job di 
MaxManroe.com yang bisa dikerjakan secara remote tahun 2015, saya pun berani untuk meninggalkan Kota Jakarta untuk kembali ke kampung halaman di Tasikmalaya. Tentu saja keputusan untuk kembali ke rumah ini tidak serta merta muncul begitu saja. Tapi dengan berbagai banyak pertimbangan, saya pun memantapkan hati untuk melakukannya.

Sebelum benar-benar menjadi full time freelancer, saya pun sudah mencoba pekerjaan part-time di 
JakartaPedia.net. Di sini saya mengerjakan pekerjaan dengan sesekali datang ke kantor dan lebih banyak di luar kantor. Karena merasa lebih nyaman dan lebih optimal, saya pun memutuskan untuk benar-benar menjadi full time freelancer setelah kontrak habis di JakartaPedia.

Menjadi full time freelancer di tahun-tahun pertama ini cukup menantang. Sebab selain belum terbiasa bekerja “lebih bebas” tanpa jam kantor, banyak hal-hal yang perlu saya pelajari dari sistem kerja seperti ini. Terlebih lagi penghasilan sebagai full time freelancer di tahun-tahun pertama terbilang masih jauh dari pekerjaan full time di Jakarta. Namun karena saya ingin belajar lebih dari cara bekerja sebagai full time freelancer, saya pun memutuskan untuk maju dan pantang mundur.

Bekerja sebagai content writer di situs 
MaxManroe.com ini benar-benar profesional. Bang Marikxon Manurung sebagai founder-nya terus memantau proses penulisan dari para freelancer baru termasuk saya. Hingga pada akhirnya tulisan saya terus naik di website meski beberapa diantaranya harus mengalami revisi terlebih dahulu. Tak terasa kepercayaan dari Bang Marikxon terus berlanjut hingga saya bisa menjadi penulisnya selama 3 tahun.

Join dengan Sribulancer

Setelah beberapa waktu bekerja di 
MaxManroe.com, saya menemukan sebuah platform freelancer bernama Sribulancer. Platform Sribulancer merupakan tempat yang mewadahi para job recruiter dan para freelancer untuk bertemu dan saling bekerja sama mengerjakan project yang ada.

Di platform Sribulancer ini saya pun mencoba peruntungan. Dengan aplly job sana-sini, alhamdulillah satu persatu ada yang mempercayakan pekerjaannya kepada saya. Project yang sudah deal ini saya kerjakan dengan sungguh-sungguh hingga mendapatkan bintang lima.

Dari satu per-satu project di Sribulancer yang terselesaikan dengan bintang lima, alhamdulillah lama-kelamaan semakin banyak klien yang merekrut saya untuk mengerjakan project-nya.

Menjadi freelancer di Sribulancer ini sangat menyenangkan. Selain website-nya yang sangat user friendly, customer service yang ada juga sangat responsif. Jadi ketika saya mengalami masalah atau ingin bertanya sesuatu, akan langsung dijawab oleh admin Sribulancer dengan cepat.

Tidak begitu lama menjadi freelancer di Sribulancer, alhamdulillah saya mendapatkan status atau predikat “trusted freelancer”. Dari sini saya pun semakin mudah mendapatkan job atau project baik dari pihak luar atau dari Sribulancer sendiri. Dengan status sebagai “trusted freelancer” ini memang saya punya kesempatan untuk mengambil job langsung yang ditawarkan pihak Sribulancer.

Beberapa tahun kemudian saya pun sempat ditawari oleh Sribulancer sebagai pembicara event di Jakarta. Sayangnya karena waktu itu sedang ada kesibukan lain, saya tidak bisa mengambil tawaran tersebut.

Di sini saya benar-benar ingin berterima kasih pada Sribulancer yang telah memberi ruang dan kesempatan menjadi trusted freelancer. Terimakasih juga pada mas 
Ryan Gondokusumo sebagai CEO Sribulancer yang selalu menanggapi saran dan keluhan saya.

Luncurkan Aswan Content Writer (ACW)

Dari semakin banyaknya klien yang datang, saya pun merasa keteteran dan kewalahan mengatur waktu dan pekerjaan. Dari sini saya pun kemudian berinisiatif menghadirkan Aswan Content Writer (ACW). Di sini saya pun mulai melakukan rekrutmen kecil-kecilan untuk mengambil freelancer lain yang bisa membantu saya mengerjakan project.

Kira-kira ada tiga freelancer dari kalangan terdekat yang saya rekrut secara bertahap untuk membantu saya mengerjakan project. Meski dari kalangan terdekat saya tak mau gegabah merekrutnya. Sebelumnya saya uji coba dulu mengerjakan test menulis artikel yang sesuai standar atau kriteria saya. Setelah cocok dengan tulisannya, saya pun memutuskan untuk menjadikannya sebagai tim dari ACW.

Dari kehadiran ACW dan semakin banyaknya klien yang masuk, saya pun memutuskan untuk menikah dengan wanita idaman saya di kampung halaman. Dari penghasilan sebagai full time freelancer ini alhamdulillah saya memang bisa menikah dengan biaya sendiri dan juga sedikit-sedikit membantu orangtua.

Tapi cerita lain muncul beberapa waktu setelah menikah ...

Keadaan yang Mulai Berubah

Dengan hadirnya ACW ini saya berpikir bahwa saya akan meraih sukses. Namun realitanya kemudian ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Beberapa waktu setelah meluncurkan ACW dan menikah di akhir tahun 2017, project yang masuk terus menurun.

Beberapa klien bagus yang berlangganan artikel pun mulai mengurangi ordernya. Di sini saya pun melakukan koreksi dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang sedang terjadi.

Karena keadaan yang terus tidak berubah, akhirnya dengan berat hati saya harus mengurangi rekan penulis saya di ACW hingga tersisa satu. Kesalahan memang bukan dari mereka, tapi mungkin saya yang terlalu berambisi dan egois. Dari kejadian ini saya pun tersentak dan tersadarkan bahwa bisa jadi selama ini saya kurang bersyukur.

Dengan menyisakan beberapa project yang ada, saya dan istri pun mencoba bertahan. Untungnya saya punya istri yang sangat pengertian dan mau menerima keadaan.

Satu tahun setelah menikah, alhamdulillah saya dan istri dikaruniai buah hati. Dengan tanggung jawab yang semakin besar sebagai kepala keluarga dan ayah, saya terus mencoba berusaha untuk kembali bangkit.

Masa Pandemi yang Semakin Menyesakkan

Perjuangan dan doa saya untuk mengembalikan keadaan seperti semula ternyata masih belum di-ijabah oleh Tuhan. Alih-alih bisa kembali mendapatkan banyak order, yang terjadi justru sebaliknya yaitu beberapa klien memutuskan untuk stop. Dari sini keadaan pun semakin menyesakkan.

Keputusan klien yang memutuskan stop order ini memang saya pahami mengingat keadaan pandemi Covid-19. Dengan adanya peraturan pembatasan kegiatan sosial dari pemerintah membuat perekonomian melambat dan banyak bisnis yang mengalami penurunan omset. Dari sinilah bisa dibilang saya terkena imbas dari dampak masa pandemi tersebut.

Untungnya meskipun ada beberapa klien yang memutuskan stop, saya masih tetap mendapatkan penghasilan dari beberapa order artikel yang masuk. Tapi memang penghasilan yang ada kali ini bisa dibilang cukup menurun drastis dari sebelumnya. Namun sekali lagi saya mencoba untuk tetap berpikir positif dan ber-khusnudzon kepada Tuhan.

Saya pun tetap bersyukur dengan masih diberikan kesehatan, masih adanya penghasilan serta istri yang mau menerima keadaan. Sebab bila melihat situasi di luar, banyak terjadi PHK karena efek pandemi yang begitu dahsyat. Dan meskipun order menurun, saya memutuskan untuk tetap produktif dengan menulis sembari terus aplly job yang ada.

Akhir kata semoga pandemi ini segera berakhir dan membuat keadaan kembali seperti dulu. Dan semoga kita semua mendapat jalan terbaik untuk pekerjaan yang sedang dijalankan. Aamiin ...

Ditulis Oleh : Asepsandro ~asepsandro

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Suka Duka Jadi Full Time Freelancer yang ditulis oleh asepsandro yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 17:14

0 komentar:

Post a Comment