Kita Sedang Melewati “Jalanan Pandemi” yang Tak Karuan

Written By Asepsandro on Saturday 17 July 2021 | 14:57


Sumber gambar: https://www.liputan6.com/

Ini adalah gambaran saya tentang situasi pandemi di Indonesia. Gambaran atau ilustrasi ini saya ambil dengan setting jalanan di mana kemudian muncul nama “jalanan pandemi”. Semoga lekas sembuh Indonesiaku..

Pandemi ini membuat kita seperti berkendara di jalanan yang serba tidak jelas. Sebut saja jalanan ini bernama “jalan pandemi”

Bukan hanya jalanan berlumpur dan berbatu, tapi kita sedang berhadapan dengan jalan yang menggelincirkan ke jurang di kanan dan kiri.

Taruhannya jelas nyawa. Entah itu jatuh ke jurang atau mengalami kecelakaan fatal jika tak berhati-hati.

 

Bahkan keadaan di jalanan pandemi ini kini semakin membahayakan dengan banyaknya ajakan/hasutan untuk menutup mata dan tidak mengindahkan jalanan. B*ngst..!!

Bagaimana mungkin kita bisa berjalan dengan mata tertutup dari keadaan jalanan yang sangat berbahaya ini?

Dengan membuka mata saja keselamatan kita masih terancam, apalagi dengan mata tertutup.

 

Jalanan pandemi di negeri ini semakin kacau saat tidak adanya petunjuk yang jelas untuk keluar menuju jalan normal.

Ada yang menyarankan pengendara untuk berhenti dulu. Sayangnya tidak semua pengendara yang bisa menghentikan kendaraannya.

Mereka lapar, butuh makan dan minum untuk terus bisa hidup, pedal gas pun dipacu kembali.

Beberapa pembuat aturan dan pengendara yang tidak memahami mereka yang tancap gas kemudian menyalahkannya.

 

Di tengah situasi lapar, jalanan pandemi memang tidak cukup menghadirkan orang-orang yang empati memberi makan dan minum pada para pengendara.

“Untuk apa berhenti jika tidak ada bekal makan dan minum? Yang ada kita mati di jalanan ini”. tukas salah satu pengendara. Mereka pun tancap gas.

Sementara itu pengatur lalu lintas nampak bingung dengan yang terjadi di lapangan. Mereka menyangka aturan yang dibuat sudah tepat, sayangnya meleset, bahkan ada yang malah semakin mengacaukan chaos-nya jalanan. F*ck..!!

 

Jalanan yang penuh dengan pengendara ini semakin menjadi carut marut dan membahayakan ketika banyak dari mereka yang tidak memakai helm.

Helm memang menjadi sesuatu yang penting untuk digunakan saat berkendara karena dengan helm kita bisa terhindar dari kecelakaan fatal.

Sayangnya masih banyak pengendara yang tidak memahami hal ini. Dari mereka ada yang masih tidak yakin dengan kemampuan helm. Ini masih tidak seberapa, sebab dari beberapa pengendara malah ada yang tidak percaya dengan helm. Sialnya, mereka bahkan menganggap helm adalah benda bisa mengancam keselamatan dirinya. Sh*t..!!

Bisikan-bisikan dan hasutan-hasutan untuk tidak percaya pada helm memang sangat kencang terdengar di jalanan pandemi ini. Bahkan ada suara hasutan yang begitu di dengar para pengendara karena berasal dari orang yang dianggap kredibel. Janc*k...!!!

 

Sementara para pengendara dan para pembuat aturan berjibaku sendiri-sendiri, para penyelamat yang datang menolong mereka yang mengalami kecelakaan mengalami nasib miris.

Memang banyak yang menyanjung, tapi tidak sedikit juga yang menghasut, mencela dan bahkan menganiaya.

Dibilanglah kecelakaan yang dibuat-buat, di-celakai dan lainnya. Bahkan ada satu ajakan untuk tidak percaya dan tidak datang ke para penyelamat saat mengalami kecelakaan.

 

Semakin hari korban kecelakaan semakin bertambah banyak. Hal ini membuat tempat untuk mengobati menjadi penuh dan para penyelamat semakin kewalahan. Akhirnya, korban kecelakaan di jalanan pandemi ini harus dirawat di tempat masing-masing dengan konsekuensi yang sangat berat yakni meninggal di tempat. Dan keadaan buruk ini ternyata membuat para penyelamat juga harus menjadi korban.

 

Melihat korban jalanan pandemi yang semakin banyak, pembuat kebijakan semakin bingung. Mereka ada yang menyalahkan pengendara karena tidak mau patuh aturan, tapi mereka lupa bahwa yang membuat jalanan rusak ini adalah mereka sendiri. F*ck..!!

 

Para pengendara pun ada yang mulai ragu dan tidak percaya dengan para pembuat aturan. Ada yang mengkritik, dan tidak sedikit yang menyuruh mundur dari jabatan pembuat aturan. Perdebatan sengit pun terjadi dan jalanan pandemi masih terus merenggut korban ...

 

Hari-hari di jalanan pandemi semakin kelabu. Jalanan yang kini semakin banyak dibanjiri tangis dan kabar-kabar duka dari surau-surau di sekitarnya.

 

Semoga kita semua bisa melewati jalanan pandemi ini meskipun berat.

Sempat sembuh negeriku ...

Ya Tuhan ampuni kami, selamatkan negeriku ...

Ditulis Oleh : Asepsandro ~asepsandro

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Kita Sedang Melewati “Jalanan Pandemi” yang Tak Karuan yang ditulis oleh asepsandro yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 14:57

0 komentar:

Post a Comment