Akhir – akhir ini, Cak Sandro sering kali dihantui dengan pertanyaan diatas. Meski pertanyaan itu muncul dari pemikiran dirinya sendiri, namun pada akhirnya Cak Sandro sendirilah yang menjadi bulan-bulanan dari pertanyaan tersebut. Ada apa di Jakarta ini?? Sebuah pertanyaan yang sepertinya akan selalu membuntuti sampai dirinya menemukan jawaban itu sendiri.
Sebenarnya pertanyaan ini muncul setahun belakangan setelah Cak Sandro memutuskan resign (berhenti bekerja) untuk kedua kalinya pada salah satu perusahaan media cetak di Jakarta. Saat itu kondisinya boleh dikatakan bahwa Cak Sandro mulai merasa bosan, bukan pada pekerjaannya namun pada keadaan kota Jakarta. Macet, polusi, kebisingan dan berbagai hal lain membuat Cak Sandro semakin merindukan suasana kampung halaman yang tenang, aman dan damai.
Bermain layang - layang di kampung halaman |
Sampai pada suatu hari Cak Sandro membeli koran Kompas, iseng - iseng dia membuka halaman rubrik karier. Satu lowongan ia dapatkan sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Meskipun tidak sesuai dengan keinginan untuk bekerja diluar Jakarta, Cak Sandro tetap meng-apply lowongan tersebut. Hal ini dikarenakan rasa penasarannya terhadap jenis pekerjaan dalam lowongan tersebut yang belum pernah ia jalani. Tak disangka, tak dinyana, gayung bersambut, aplikasi lamaran itu mendapat tempat di hati HRD. Segera Cak Sandro mengikuti serangkaian tes untuk coba menembus lowongan tersebut. Setelah melewati tiga kali penyaringan dengan kurang lebih 50 kompetitor, Cak Sandro akhirnya diterima.
Hari demi hari, bulan demi bulan Cak Sandro menjalani rutinitas pekerjaan barunya ini. Namun sayang beribu sayang ternyata kota Jakarta masih belum bisa bersahabat dengan dirinya. Cak Sandro masih belum mendapatkan jawaban itu. Ada apa di Jakarta? Sebuah pertanyaan misterius yang sampai detik ini membinggungkannya. Kenapa tiga kali berpindah pekerjaan masih saja di kota Jakarta? Tutur Cak Sandro. Namun Cak Sandro yakin pasti ada sesuatu yang Tuhan akan tunjukkan atau kirimkan kepada dirinya di kota ini. Entah apapun sesuatu itu, apa itu jodoh, kesadaran, karier, atau apapun itu, Cak Sandro masih menunggunya atau mungkin ia sedang tak menyadarinya.
Tiba – tiba Cak Sandro melamun dan bergumam dengan sendirinya :
“Jakarta oh Jakarta, kau memang menawarkan banyak hal bagi beberapa orang untuk mencari uang, kesuksesan dan ketenaran. Namun maaf, aku ke sini tak mencari itu. Aku disini mencari diriku, sebagian mencari takdirku, tak lebih. Aku masih meragukanmu, aku masih belum percaya denganmu sampai jawaban itu aku dapatkan. Jawaban yang akan memberi memori jikalau aku telah pergi dari kota ini. Jakarta ada apa dalam kotamu ini? ataukah aku sedang tak menyadarinya??”.
Tak lama lamunannya buyar lantaran suara temannya Cak David yang datang dengan cara mengagetkannya.
....
Perpustakaan Freedom, Jakarta
12 Januari 2013
-aswan-
0 komentar:
Post a Comment