[Sekali Lagi] Tentang Belajar Menerima Kekalahan Timnas

Written By Asepsandro on Tuesday 15 June 2021 | 13:27


sumber gambar: detiksport

Setiap kali Timnas kalah, perasaan nyesek selalu muncul entah kenapa. Tapi untungnya karena Timnas sudah terlalu sering kalah, jadi saya sekarang ngga terlalu kebawa baper berkepanjangan. Udah biasa kok kalah, ya sudahlah! Begitulah saya menanggapi hasil akhir Indonesia vs Vietnam di laga lanjutan Pra Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G zona Asia.

Padahal sebelumnya saya dan publik sempat optimis dengan mulai meningkatnya kualitas permainan Timnas setelah mampu menahan imbang Thailand. Tapi sayang di laga berikutnya melawan Vietnam Timnas harus merasakan kekalahan telak 4-0.

Kekalahan tersebut seketika membuat publik geram dan meragukan Shin Tae Yong (STY). Kegeraman fans sendiri terlihat dari maraknya komentar di lini masa Twitter yang bahkan kemudian menjadi trending topic. Menurut saya sah-sah saja sebagai fans menyalahkan pelatih atas kekalahan timnya. Tapi apa mau selalu seperti ini kalau kalah selalu menyalahkan pelatih dan pemain? Tapi ya sudahlah, itulah mungkin mental kebanyakan fans Indonesia yang masih melekat.

Cari Pembenaran? Lihat Dulu Pertandingannya

“Kalau ngga nyalahin pelatih sama pemain trus mau gimana, cari pembenaran?”

Dalam pertandingan semalam memang muncul juga perdebatan lain yakni tentang kinerja wasit Ahmad Alali yang dinilai tidak maksimal. Pelatih STY sendiri secara blak-blakan mengatakan bahwa kekalahan anak asuhnya disebabkan oleh beberapa keputusan wasit yang dinilai merusak permainan Timnas.

Gol pertama dari Vietnam inilah yang dinilai STY membuat ritme permainan Timnas berubah. Sebelum mencetak gol ke gawang Nadeo, memang terlihat pemain Vietnam tersebut handsball. Tapi sayang wasit tetap mengesahkan gol.

Kontroversi kedua yang dibuat wasit adalah ketika Saddam Gaffar dilanggar oleh pemain Vietnam di kotak penalti. Namun kembali wasit tidak memberikan keuntungan bagi Timnas dengan menyatakan bukan pelanggaran.

Jadi bagaimana dengan pembenaran dari STY? Apa bisa diterima? Tentu untuk menilainya kita harus melihat pertandingannya secara utuh. Apa kamu memang melihat pertandingan semalam selama 90 menit? Perlu diketahui dalam permainan sepak bola perubahan ritme permainan memang bisa saja terjadi oleh beberapa faktor, termasuk wasit. Dari perubahan ritme inilah jalannya pertandingan bisa berbalik arah.

Jika melihat permainan Indonesia di Babak pertama kemarin memang terlihat anak-anak asuhan STY bisa mengimbangi Vietnam. Hal ini terlihat dari kedudukan sama kuat atau 0-0 antara kedua kubu. Sayang keadaan berubah 180 derajat di babak kedua ketika Timnas harus merelakan gawangnya dibobol Vietnam sebanyak empat kali.

Berbenah dan Percaya Proses?

Menurut saya hal yang bijak dari kesalahan Timnas ini adalah berbenah dan menunggu proses. Menyalahkan pelatih yang masih belum genap dua tahun melatih tentu bukan hal yang bisa diterima. Lagi pula Pra Kualifikasi Piala Dunia 2022 masih menjadi ajang resmi pertama bagi STY.

Salahkan pemain? Menurut saya tidak tepat juga. Saya melihat pemain yang diturunkan STY di dua laga Pra Kualifikasi Piala Dunia 2022 tersebut berbuat yang terbaik. Hal ini terlihat dari semangat dan ke-ngotot-an mereka untuk memenangkan pertandingan.

Mencari pembenaran atau alasan dari pertandingan ini rasanya juga kurang fair. Meski benar-benar timnas “terdzolimi” oleh wasit, mencari pembenaran atas kekalahan bukanlah sesuatu yang tepat.

Lalu gimana? Ya sudah kita terima saja kekalahan ini. Selanjutnya berbenah dan memperbaiki kesalahan. Lagi pula para pemain kita juga perlu banyak belajar lagi soal Laws of The Game yang sudah jadi aturan baku FIFA. Jadi selama wasit belum meniup peluit itu artinya permainan masih berlanjut dan tidak ada yang bisa menghentikan laga meski terlihat ada pelanggaran, pemain cidera dan hal lainnya.

Lebih lanjut mental pemain Timnas menurut saya juga masih perlu ditingkatkan. Sebab mental pemain yang baik seharusnya tetap tidak berubah meski ada hal yang mengganggunya seperti misalnya keputusan wasit yang dianggap salah atau kebobolan dulu.

Dan lagi-lagi saya sebagai fans Timnas terus mengharap ada perubahan lebih baik yang dibawa Shin Tae-Yong. Buat para fans, cobalah dulu bersabar lagi, beri kesempatan pada STY untuk membentuk Timnas. Lagi pula membentuk Timnas yang bagus bukan hanya bergantung pada pelatih saja. Tapi dukungan federasi, iklim kompetisi dan lainya juga perlu diperhitungkan.


Ditulis Oleh : Asepsandro ~asepsandro

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul [Sekali Lagi] Tentang Belajar Menerima Kekalahan Timnas yang ditulis oleh asepsandro yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 13:27

0 komentar:

Post a Comment